Netflix kembali dengan campaign uniknya yang telah menjadi perbicangan hangat di media sosial. Bertajuk ‘Reza Lagi, Reza Lagi’, Netflix seakan mewakili suara netizen selama ini yang bosan dengan film Indonesia yang memilih Reza Rahadian sebagai aktornya.
Dengan tone sarkasme dan sindiran yang begitu elegan, campaign Netflix ini justru mendapatkan atensi yang luar biasa. Lantas, apa yang bisa dipelajari? Dalam social media management, brand memang perlu lebih aware terhadap apa saja yang menjadi isu perhatian audiens.
Fenomena ini sering dikenal dengan istilah social listening. Ketika komentar-komentar tentang kebosanan audiens terhadap film Reza Rahadian, alih-alih bersikap defensif, Netflix justru menyulapnya menjadi materi marketing yang begitu cerdas, lucu, dan relevan.
Mari membahas ini lebih dalam yuk!
Mengapa Campaign Netflix ‘Reza Lagi, Reza Lagi’ Menarik?

Saat kampanye brand menjadi perbincangan pada komunitas online, itu artinya strategi marketing Anda telah berhasil. Anda tidak hanya mendapatkan exposure, tetapi juga engagement audiens terhadap brand. Lantas, mengapa kampanye Netflix terlihat begitu powerful, berbeda, dan unik sehingga menarik dibahas?
Berangkat dari Keresahan Netizen
Ide kampanye Netflix ini sebenarnya bermulai dari sesuatu hal sederhana, namun sifatnya cukup krusial. Lagi-lagi warganet merasa jenuh dengan film-film Indonesia yang serba Reza Rahadian. Sebagai penyedia hiburan berbasis streaming, ini bukan komentar sembarang, melainkan sebuah insight penting.
Netflix membaca sinyal ini bukan sebagai serangan, tapi sebagai sebuah peluang. Mereka mengerti bahwa dalam setiap keresahan ada emosi, dan pada setiap emosi ada peluang engagement.
Bagaimana bisa? Saat keresahan warganet seakan divalidasi, audiens telah memasuki trigger zone. Sebuah titik dimana mereka merasa dipahami, merasa pendapatnya “didengar”, dan merasa menjadi bagian dari sesuatu hal.
Lalu, apa dampaknya? Campaign “Reza Lagi, Reza Lagi” seakan mengamini keresehan warganet selama ini tentang dunia film di Indonesia. Pada akhirnya, warganet dengan suka rela membagikan kampanye ini, turut berkomentar, bahkan ikut serta membicarakannya di platfom digital.
Dengan begitu, Netflix tidak hanya mendapatkan brand awareness, tetapi juga engagement.
Pengemasan Campaign yang Menghibur dan Relatable
Ketika komentar tentang kebosanan melihat Reza Rahadian lagi di layar film Netflix mencuat, OTT satu ini justru menjawabnya dengan gaya cerdas dan unik.
Netflix membungkus komentar netizen selama ini menjadi campaign yang menghibur meski dengan nada sindiran halus. Judul kampanyenya pun langsung memancing tawa sekaligus relatable: “Reza Lagi, Reza Lagi???”
Alih-alih menghindari isu tersebut, Netflix justru mengangkatnya menjadi pusat perhatian. Mereka membuat visual kampanye yang dramatis, teatrikal, dan penuh elemen berlebihan.
Wajah Reza Rahadian terpampang di mana-mana, dari ekspresi serius, senyum khas, hingga deretan piala penghargaan yang membuktikan “dominasinya” di industri film. Semuanya dikemas seperti parodi, tapi tidak menjatuhkan, tetapi terasa seperti penghormatan jenaka.
Brand Assets Jadi Solusi Netizen
Satu hal yang paling menarik adalah Netflix tidak hanya menunjukkan bahwa mereka benar-benar mendengarkan keluhan warga, tetapi juga memberi solusi secara langsung.
Netflix merekomendasikan beberapa film Indonesia tanpa Reza Rahadian. Dengan kata lain, Netflix menggunakan katalog film mereka sebagai ‘jawaban’ atas kebutuhan netizen yang haus akan alternatif.
Ini bukan hanya menyentuh sisi emosional audiens saja, tetapi juga membawa sisi fungsional, dimana orang-orang menjadi tertarik untuk mengeksplorasi konten di Netflix.
Pembelajaran Apa yang Bisa Diambil dari Campaign Netflix?

Sekali mendayung, satu dua pulau terlampaui. Setidaknya itu yang bisa menggambarkan keberhasilan kampanye Netflix yang menggaet Reza Rahadian. Campaign ini bukan hanya sekadar lelucon tanpa makna. Di balik kemasannya yang humor dan sarkas yang cerdas, terdapat strategi marketing ciamik.
Netflix berhasil mencetak lebih dari satu tujuan sekaligus:
✅ Meningkatkan awareness;
✅ Mendorong engagement;
✅ Memperkuat brand positioning sebagai platform OTT yang memahami kebutuhan dan keresahan audiens.
Dalam praktik social media management, social listening memang menjadi salah satu aktivitas yang tidak bisa diacuhkan begitu saja. Anda perlu mendengar, membaca, dan memahami percakapan yang terjadi secara organik di media sosial.
Mungkin Netflix tidak selalu mengandalkan survei resmi atau riset panjang, namun mereka cukup peka menangkap komentar-komentar warganet di media sosial. Bahkan pada kasus film Reza Rahadian, Netflix menjadikan social listening sebagai bahan marketing.
Jadi, sudahkan Anda sesekali menengok komentar netizen tentang brand di media sosial? Jika belum, lakukanlah segera. Anda tidak hanya sekadar mengetahui persepsi audiens terhadap brand, tetapi juga bisa mencari ide kampanye yang berangkat dari komentar seperti yang dilakukan oleh Netflix.
Apakah Anda ingin membuat campaign menarik dan powerful juga di media sosial? Tenang, serahkan urusan social media management Anda pada EON Creative Digital. Mulai dari social media listening hingga campaign audit, kami siap mengembangkan brand Anda into the next level.