Rate Card KOL Selangit di Social Media? 5+ Insight Penting Agar Campaign Brand Anda Tetap Optimal!

Akhir-akhir ini beberapa brand owner cukup mengeluhkan soal rate card KOL yang melangit. Tidak jarang, mereka sudah menggelontorkan dana cukup besar untuk kerja sama dari mulai nano hingga mega influencer, tetapi hasilnya belum tentu sebanding. 

Engagement naik-turun, views yang didapat juga tidak menentu. Ini tentu cukup membuat pening kepala. Apakah Anda juga sedang menghadapi persoalan yang sama? Apalagi di era sekarang, KOL bukan lagi pelengkap social media marketing, tetapi sudah menjadi senjata esensial demi keberhasilan campaign

Tapi tenang, berikut adalah beberapa insight penting untuk para brand owner agar kampanye berhasil maksimal di tengah gempuran mahalnya harga KOL. Penasaran?

5+ Insight Penting Brand Saat Menghadapi Overprice KOL di Social Media

5+ Insight Penting Brand Saat Menghadapi Overprice KOL di Social Media

Percayalah, setiap tantangan pasti ada solusinya, termasuk ketika brand Anda harus berhadapan dengan fenomena tarif KOL yang makin tidak masuk akal. Walaupun terlihat rumit, Anda bisa menjalankan campaign dengan lebih optimal dengan strategi yang tepat. 

Terdapat beberapa insight yang bisa membantu menjadi angin segar untuk Anda menjalankan brand campaign:

1. Pahami Soal Value KOL, Bukan Sekadar Follower Social Media

Memiliki banyak followers di media sosial tidak serta-merta menandakan bahwa seorang key opinion leader benar-benar impactful atau berpengaruh. Anda perlu menggali sejauh mana para KOL ini mampu memberikan dampak pada opini ataupun perilaku dari pengikut mereka. 

Apakah konten yang KOL buat memiliki kredibilitas baik di mata audiens? Apakah mereka cukup relevan dan mampu mendorong opini positif terhadap brand Anda? 

Tentu saja lebih dari sekadar skill mengemas konten yang menarik, value dari seorang KOL wajib benar-benar Anda perhatikan. Idealnya, Anda bekerja sama dengan KOL yang bukan hanya kreatif, tetapi juga punya interest terhadap brand Anda. 

Pada akhirnya, kolaborasi campaign Anda dengan KOL akan berjalan natural, mengalir apa adanya, dan tidak terkesan dibuat-buat. 

2. Sesuaikan Tipe KOL dengan Funnel Campaign

Lagi-lagi jangan berkutat dengan jumlah pengikut influencer. Anda harus benar-benar memahami funnel marketing sebab tidak semua KOL cocok untuk semua tahapan kampanye. 

Misalnya, memang benar bahwa KOL dengan jangkauan yang besar akan efektif untuk meningkatkan brand awareness. Namun, di tahap consideration atau conversionnano atau micro influencer dengan komunitas audiens yang spesifik justru bisa menghasilkan dampak yang lebih maksimal. 

Hal ini dikarenakan untuk mendorong konversi, Anda perlu KOL yang memiliki kedekatan yang erat dengan para pengikutnya. Maka dari itu, pastikan strategi KOL campaign Anda selaras dengan tahapan atau objektif yang diinginkan. 

3. Pakai Alternatif Buzzer + Gimmick Relevan

Jika micro ataupun macro influencer terasa sulit dijangkau dengan dana marketing Anda, buzzer dengan personal yang lebih organik dan lokal bisa jadi opsi. Anda bisa menambahkan elemen gimmick atau aktivitas unik yang membuat campaign lebih interaktif. 

Contohnya adalah seperti kegiatan challenge, mini giveaway,  atau beberapa strategi FOMO yang sedang menjadi tren saat ini. Dengan pendekatan ini, visibilitas brand Anda masih bisa terdongkrak meski dengan budget minimum. 

Mengapa harus pakai buzzer? Pada dasarnya, jumlah pengikut di media sosial tidak cukup untuk membuat campaign Anda berjalan maksimal. Kunci pentingnya adalah jumlah views dan konten yang Anda sebarkan di media sosial. 

Semakin banyak campaign Anda dibicarakan bahkan dibagikan oleh audiens, maka semakin banyak pula Anda mendapatkan atensi secara organik. Tentu saja Anda perlu mengiringinya dengan kualitas konten yang relevan agar tidak menjadi bumerang untuk brand

4. Cari Kolaborasi yang Bukan Sekadar Transaksi

Temukan cara komunikasi paling tepat dengan KOL Anda. Tidak semua KOL dan brand bisa nyambung untuk berkolaborasi. Anda perlu menemukan chemistry agar hubungan yang terjalin bukan sekadar transaksi. 

Ketika KOL merasa terlibat atau bahkan ikut tumbuh bersama brand, mereka cenderung memberikan effort lebih tanpa harus selalu membicarakan nominal tinggi. 

Mulailah dengan memahami apa keinginan, ketertarikan, hingga karakter KOL Anda. Kemudian, jalinlah komunikasi dan interaksi yang tulus agar kolaborasi Anda berjalan mulus.

5. Mix KOL dengan Owned & Paid Media

Saat KOL campaign berlangsung, jangan hanya mengandalkan platform mereka sebagai satu-satunya chanel marketing Anda. Sekalipun memiliki jutaan follower, Anda perlu mendukungnya melalui aset digital sendiri seperti melalui website, e-commercesocial media, dan lain sebagainya. 

Jika Anda masih memiliki dana lebih, Anda bisa memaksimalkannya melalui paid ads untuk mendapatkan hasil campaign yang lebih terukur. 

6. Buat Keputusan Marketing Berbasis Data

Last but not least, sepusing apapun pekerjaan kampanye Anda, jangan gegabah mengambil keputusan. Jangan asal memilih KOL hanya karena sedang tren atau viral.

Gunakan data terukur seperti performa platform KOL, metrik yang relevan, karakteristik influencer, hingga evaluasi campaign sebelumnya. Intinya, semua pertimbangan harus diputuskan berbasis data. Hal ini selain agar kampanye berjalan efisien, Anda juga bisa meminimalisir risiko pemborosan anggaran. 

Itulah setidaknya beberapa insight strategis yang bisa Anda andalkan untuk menghadapi era overprice KOL. Mulai dari memahami apa yang menjadi value KOL hingga mengambil berbagai keputusan social media marketing berbasis data. 

Apakah Anda ingin menjalankan KOL campaign yang impactful di social mediaEON Creative Digital siap membantu Anda merancang campaign yang tepat sasaran, autentik, dan hasilnya terukur. Let’s talk!

Explide
Drag