Saat Anda memikirkan desain UI/UX dalam mobile app development, Anda mungkin saja akan berfokus pada antar muka yang intuitif dan user-friendly. Desain dirancang sedemikian rupa demi aksesibilitas dan transparansi.
Di sisi lain, fokus utama dari UI/UX adalah menciptakan pengalaman pengguna yang positif dan nyaman. Bukankah Anda setuju dengan hal ini?
Meski demikian, nyatanya tidak selamanya akan begitu. Dalam beberapa kasus, desainer bisa memanfaatkan karya mereka untuk memanipulasi pengguna agar melakukan tindakan tertentu. Karya desain semacam ini sering kali disebut dengan dark pattern. Apakah Anda penasaran dengan pola desain ini? Simak selengkapnya melalui pemaparan berikut ini.
Apa itu Dark Pattern UI/UX pada Mobile Apps?

Dark pattern adalah salah satu teknik desain antarmuka yang dirancang dengan sengaja untuk mendorong pengguna melakukan sesuatu tanpa disadari. Memang pada dasarnya, dark pattern sekilas seperti fitur desain biasanya, namun di baliknya terdapat maksud yang menguntungkan pihak perusahaan atau desainer.
Taktik ini sering kali dikemas sebagai elemen UI/UX normal, padahal diam-diam desain tersebut bisa menjerumuskan pengguna. Beberapa maksud dari pembuatan dark pattern diantaranya yaitu agar pengguna melakukan:
- Pembayaran biaya tambahan atas suatu produk atau layanan;
- Mendaftarkan diri untuk berlangganan tanpa niat jelas;
- Menuliskan data pribadi tanpa sadar;
- Mengambil keputusan karena didasari informasi yang sengaja dibuat samar;
- Menyetujui persyaratan yang merugikan.
Mengapa Designer Wajib Waspada dengan Dark Pattern?

Dalam beberapa kasus, desainer sering kali merasa tertekan dengan tuntutan perusahaan yang mengharuskannya untuk menerapkan dark pattern. Meski demikian, sesulit apapun keadaannya, Anda wajib waspada dan menghindari pola desain ini dalam mobile app development.
Mengapa demikian? Dark pattern tidak hanya merugikan pengguna saja, tetapi juga perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak yang diakibatkan dari dark pattern:
a. Merugikan Reputasi Brand dan Produk
Di era bisnis yang semakin sulit untuk bersaing, reputasi brand dan produk akan memegang kendali penuh kesuksesan Anda. Saat pengguna merasa bingung, ditipu, atau dimanipulasi, mereka tidak akan segan untuk membagikan pengalaman negatif mereka ke orang lain.
Citra dan reputasi yang dibangun bertahun-tahun bisa tercoreng hanya dengan satu pola desain yang tidak transparan. Apalagi di era media sosial, potensi brand atau perusahaan Anda mendapatkan ancaman cancel culture atau boikot semakin tinggi.
b. Mengeksploitasi Psikologis User
Dark pattern tentu saja akan memanfaatkan celah psikologis pengguna mulai dari kebiasan interaksi dengan antarmuka situs atau mobile app, tekanan waktu palsu, hingga kebingungan terhadap informasi yang sengaja dibuat rumit.
Praktik ini tentu saja tidaklah etis. Pengguna juga akan merasa dimanfaatkan atau parahnya merasa dibodohi.
c. Menurunkan Kepercayaan User
Kunci hubungan sukses antara perusahaan atau brand dengan audiens adalah kepercayaan. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin dibohongi, ditipu, apalagi dikhianati kepercayaannya.
Saat kepercayaan itu hilang dengan mudah, bisa dipastikan Anda akan kesulitan untuk merebutnya kembali. Bahkan jika produk Anda secara fungsional bagus, pengguna akan berpikir dua kali untuk kembali setelah merasa pernah dijebak.
Contoh Kasus Dark Pattern UI/UX yang Rugikan User Rp 2 M
Sebelum Anda melanjutkan mobile app development lebih jauh, simak satu contoh kasus dark pattern UI/UX yang sempat ramai di media sosial.
Dalam sebuah aplikasi investasi, pengguna tanpa sadar melakukan pembelian saham senilai Rp2 miliar karena desain UI yang menyesatkan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Transaksi default menggunakan dana pinjaman, bukan saldo pribadi. Bahkan ketika saldo pengguna Rp 0, sistem tetap mengizinkan transaksi hingga limit tiga kali lipat dari dana yang seharusnya tersedia.
Tidak ada peringatan, tidak ada konfirmasi, tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa pengguna sedang menggunakan dana pinjaman. Dalam kasus ini, pengguna bisa membeli saham senilai Rp1,5 miliar tanpa tahu bahwa itu sepenuhnya berbasis utang.
Dalam transaksi yang melibatkan uang dalam jumlah besar, apalagi pinjaman, seharusnya ada lapisan verifikasi tambahan. Sayangnya, dalam kasus ini, tidak ada satu pun konfirmasi akhir sebelum transaksi berhasil dilakukan.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya desain yang dibuat dengan memegang nilai kejujuran dan etika. Satu keputusan desain bisa berdampak besar pada hidup pengguna.
Jadi, bagi desainer yang sering berkutat pada mobile app development, menghindari dark pattern adalah sebuah keharusan. Selain perihal etika, dark pattern berpotensi merugikan perusahaan secara besar.
Jika Anda masih kesulitan mendesain UI/UX mobile apps bisnis Anda agar tetap nyaman dan mudah dimengerti pengguna, serahkan semua pada EON Creative Digital. Kami memiliki mobile app development service yang siap melayani kebutuhan strategi digital Anda secara lengkap termasuk proses desain.